Pilot Dibunuh, Raja Yordania Piloti Pesawat Tempur Untuk Gempur ISIS

Tindakan ISIS membakar hidup-hidup dan membunuh pilot pesawat tempur Yordania ternyata menyulut kemarahan dari Raja Yordania Abdullah II. Ia bersumpah akan membalas kematian pilot tempurnya, Letnan Moaz al-Kasasbe, 26 tahun.

Dilansir dari Tempo.co (05/02/2015), anggota DPR AS dari Partai Republik, Duncan Hunter, mengatakan pernyataan Raja Abdullah II itu memperlihatkan rencananya untuk sebuah tindakan sangat keras terhadap ISIS. "Dia (Raja Yordania) mengatakan akan ada pembalasan yang ISIS tidak pernah saksikan. Dia sangat marah," kata Duncan.

Raja Yordania
Kemudian kabar merebak bahwa Raja Abdullah II akan menerbangkan sendiri pesawat tempurnya untuk memberangus ISIS. Abdullah II dikenal sebagai pilot tempur terlatih. 

Kemurkaan Raja Yordania dibuktikan dengan mengeksekusi mati dua milisi pada Rabu pagi, 4 Februari 2015. Dua anggota jaringan teroris Al-Qaeda, Ziad al-Karboli dan Sajida al-Rishawi, dihukum gantung. Sebelumnya, ISIS menuntut pembebasan Sajida sebagai balasan untuk membebaskan Moaz. Namun Yordania menolaknya. 

Moaz saat itu menjalankan misi kerja sama Yordania dan Amerika Serikat untuk memberangus ISIS. Pesawat tempur F16 yang dipiloti Moaz jatuh di Raqqa, Suriah, pada 24 Desember 2014. ISIS kemudian menyanderanya. Pada Selasa, 3 Februari 2015, ISIS menayangkan video tentang Moaz yang dibakar hingga tewas di sebuah tempat yang tidak disebutkan. 

Senator Republik dari South Carolina, Lindsey Graham, setelah pertemuan terpisah dengan Raja Abdullah II, mengatakan Raja Yordania akan mengeluarkan kekuatan penuh untuk menghadapi ISIS. Raja Abdullah II mempersingkat kunjungannya di Amerika Serikat setelah mendengar pilotnya dibunuh. Ia tiba di Amman pada Rabu, 4 Februari 2015.

Related Posts: